Acara Keluarga bersama LuVe Litee

Selasa, 12 Maret 2013


Pagi itu, Tari dan sekeluarga sedang kerepotan di dalam rumah. Mereka rencananya akan pergi ke rumah nenek untuk berkumpul bersama seluruh keluarga. Tari, yang saat itu sudah menginjak usia 14 tahun, pasti mempunyai rencana lain dengan teman-temannya.  Apalagi, rencana ini sudah dibuat seminggu yang lalu. Kini, semua hanya tinggal rencana.

Sedangkan Kakaknya, Tomi dan Adit, sudah mengetahui acara ini. Karena acara ini  diadakan rutin setahun sekali, dan pasti pada pertengahan bulan. Sayangnya, Tari, tidak pernah mengingat rutinitas tersebut. Maklum, Tari adalah satu-satunya anggota keluarga yang dihujani seabrek kegiatan karena otaknya yang cerdas.

“Tari! Cepat kebawah, Sayang! Kita mau berangkat.” Tutur Mama dari lantai bawah. Tari keluar rumah ogah-ogahan.

“Ma, Tari kan udah bilang, kalo Tari ada acara sama temen-temen. Jadi, Tari nggak bisa ikut.”

“No! nggak ada kata ‘Nggak bisa ikut’! Ini acara keluarga, lho. Kamu kamu nggak dianggep bagian dari keluarga?” ucap Mama sambil menyampirkan tasnya. Tari menggerutu, lalu masuk lagi ke kamar. Sekarang ia harus mengalah pada Mama-nya.

***

Selama perjalanan, tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut Tari. Bahkan Tomi dan Adit, yang biasanya bercanda bersama dengan Tari setiap mereka berlibur kini hanya bisa terdiam. Mereka mengerti kenapa Tari begitu diam, pasti karena acara bersama teman-temannya harus kandas.

Setelah sampai di rumah nenek, Tari langsung ‘sungkeman’ dengan Kakek dan Nenek. Usia mereka sudah lanjut. Tapi, mereka tetap seperti baru saja tua. Hanya penglihatan, ingatan dan kulit mereka saja yang membuktikan bahwa usia mereka sudah lanjut.

Kemudian Tari langsung menuju dapur. Biasanya, saat ini Paman dan Tantenya sedang membuatkan kue. Memang sebagian besar keluarga belum datang. Baru Paman Simon dan Tante Rika saja yang baru sampai karena rumah mereka yang berdekatan.

“Tante, ada kue apa nih? Tari lapar, mau makan.” Tanya Tari sambil membuka-buka kulkas. Tantenya hanya diam. “Tante! Tante kenapa?”

“Kue buatan Tante gagal, Tari. Padahal sebentar lagi yang lain mau datang.” Jawab Tantenya sendu. Tari segera mengecek oven. Benar saja, kue tartnya gagal. Sedangkan kue kecil yang berada di piring gosong dan baunya tidak sedap. Tari segera berpikir keras.

Ah ya! Semalam ia membaca artikel tentang ice cream LuVe Litee dari Campina. Tari juga begitu penasaran dengan rasa ice cream tersebut. Mulai dari Chocolate, Raspberry Rosella dan Green Tea. Nah, karena ia hanya kepikiran dengan ice cream tersebut, ia pun segera menuju minimarket terdekat untuk membelinya. Setelah ia kembali, seluruh keluarganya sudah berkumpul di ruang tengah dengan Nenek dan Kakek diantaranya. Hanya Tante Rika saja mungkin yang masih berada di dapur. Tari segera membawa belanjaannya ke dapur.

“Tante! Udah, Tante nggak usah khawatir. Yuk, kita kumpul aja.” Akhirnya Tante Rika pun berkumpul di ruang tengah dengan canggung. Tari segera duduk ditengah kedua kakaknya.

“Jadi… selamat berkumpul lagi, semua!” ucap Tante Rika. Kemudian suasana menjadi canggung. Pasti seluruh keluarga mengharapkan Tante Rika untuk membawakan mereka camilan. Akhirnya, Tari mengeluarkan ice cream LuVe Litee yang tadi dibelinya.

“Taraaa!! Ini dia cemilannya!!” kata Tari ceria. Mama langsung menjawil pinggang Tari. “aw, Mama! Sakit, tau!”

“Kamu ini apa-apaansih. Kok malah dikasih ice cream. Emangnya kita anak kecil, apa!”

“Yee.. Mama. Dengerin ya, semua. Ini tuh ice cream, bukan sembarang ice cream. Ini ice cream LuVe Litee dari Campina. Nah, aku jelasin satu-satu ya..” Tari mengambil ice cream LuVe Litee rasa Chocolate.







 



“Ice cream LuVe Litee ini adalah es krim low fat dan 100% non Diary, karena bahan dasarnya adalah kacang kedelai. Jadi, buat Tante-Tante yang mau diet, tapi tetep ingin makan ice cream yang enak, Tante bisa makan ice cream ini. Rasa Chocolate ini, bisa memperbaiki mood kita tanpa harus takut jadi gendut. Selain itu, Chocolate ini bisa mencegah penuaan dini. Cocok deh buat Mama sama Papa.” Kata Tari mengerling jahil.

“Lalu, kalo yang ini?” tanya Tante Luna sembari memberikan Tari ice cream rasa Raspberry Rosella. Tari mengambilnya lalu sedikit berdehem untuk memulai menjelaskan.










“Nah, kalo yang ini, rasa Raspberry Rosella. Rasanya seger dan banyak manfaatnya. Cocok untuk Paman dan Om untuk mengurangi resiko penyakit jantung dan mencegah proses penuaan. Bagi Om atau Paman yang bosen karena nggak bisa makan enak, lantaran takut terkena penyakit jantung, Om dan Paman sekalian bisa makan ice cream LuVe Litee ini. Dan lagi, Kakek dan Nenek juga bisa makan ice cream LuVe Litee ini. Karena, Raspberry Rosella ini bisa membantu penglihatan lebih baik, khususnya karena faktor usia. Antioksidannya juga bisa mencegah perkembangan sel kanker dan tumor. Pokoknya manfaatnya banyak banget deh. bisa untuk ibu hamil untuk memperkuat kandungan, Raspberry Rosella juga cukup aman untuk orang yang terkena penyakit diabetes. Juga baik untuk kulit.” Jelas Tari panjang lebar.

“Nah, satu lagi nih, Tar.” Tante Rika menyodorkan sekotak ice cream LuVe Litee rasa Green Tea.









“Nah, kalo yang ini rasa Green Tea. Tante sama Om semua, tau nggak? Kalo di Jepang, Green Tea itu termasuk minuman mahal, lho. Karena Green Tea ini memiliki banyak manfaat, diantaranya; Dapat mempercepat pembakaran kalori. Sehingga tubuh pun bisa tetap langsing.” Tante dan Mama langsung tersipu dan tertarik. Tari tertawa pelan, lalu melanjutkan. “Green Tea bisa membantu membunuh bakteri penyebab bau mulut. Cocok untuk Kak Tomi dan Kak Adit.” Kedua kakaknya langsung memerah.

“Adikku sayang.. tau aja deh.” balas Tomi sok dimanis-maniskan.

Green Tea juga banyak banget manfaatnya untuk kesehatan. Yaitu; bisa membantu menghalangi penyebaran virus HIV, mencegah hepatitis, menjaga stamina dan menghilangkan keletihan, menurunkan resiko berbagai penyakit hati dan banyak lagi.” Tari menyudahi penjelasannya dan membuka tutup ice cream tersebut, lalu mulai memakannya.

“Gimana rasanya, Tar?”

“So pasti enak dong, Tante. Apalagi banyak manfaatnya.” Jawab Tari masih menyendokki ice creamnya dengan semangat.

“Yaudah, Tante juga makan deh.”

“Kakak juga mau dong, Dek.”

“Yang mau ambil aja, jangan malu-malu…”

“Wah.. senengnya kumpul keluarga kali ini. Berkat Tari, kumpul keluarga jadi nggak boring, deh!” ucap Mama sambil mengelus pelan rambut Tari.

“Ciee… yang sudah melupakan rencana teman-teman hari ini…” ledek Tomi berbisik. Tari langsung berubah ketus.

“Hap! Nah, makan aja nih, ice cream LuVe Litee rasa Chocolate. Biar membalikkan mood kamu.” Tutur Papa sembari memasukkan satu sendok ice cream ke mulut Tari.

“HAHAHAHAA…” Dan berkat Tari, juga Ice Cream LuVe Litee dari Campina, acara keluarga menjadi ramai dan tak terlupakan. Ternyata berkat membaca artikel dari Campina Ice Cream, acara keluarga yang canggung bisa menjadi acara keluarga yang seru dan bermanfaat.

So, bagi kalian yang sendu karena diet dan nggak bisa makan makanan enak. jadikan saja ice cream LuVe Litee sebagai pilihanmu :D Luv Your Life with LuVe Litee :D

Sepenggal Kisah Cintaku

050612. Tanggal dimana saya, sebagai seorang cewek sangat bahagia. Walaupun itu cuma seorang 'kamu', tapi kebahagiaan saya tetap membuncah. Saya... nggak pernah percaya bahwa akhirnya cinta saya bukan sekedar 'Kasih tak sampai' lagi. Dulu, saya nggak pernah berani untuk mencintai kamu begitu dalam. Selama saya bisa dekat dengan kamu, saya tidak pernah merasa kurang. Saya selalu berusaha untuk meminimalisir perasaan saya ke kamu, karena saya pikir kamu nggak akan merasakan hal yang sama seperti saya. Puncaknya, waktu April Mop yah? Saya memang niat nembak semua cowok yang saya kenal pas tanggal 1 April. Dan semuanya pada blo'on haha. Yang cewek, saya bikin story kalo saya tuh insomnia akut stadium 3. Haha, dan yang cewek tuh langsung panik semua. Beda dengan kamu. Kamu, bilang gini, "Sorry ya. gue udah jadian sama Li***" dan disitu saya kayak... kayak, oh yaudah. gitu. Memang ada sedikit hati saya yang tercuil melihat sms kamu seperti itu. Kamu, seperti membuka rahasia kamu begitu saja. Dan saya langsung "APRIL MOOP!! HAPPY FOOL DAY! SELAMAT DIBODOHI!" padahal saya sendiri merasa bodoh. Saya tidak suka penolakan. Lagipula, siapa sih yang suka ditolak? Kemudian, kamu mulai berhubungan dengan dia. Kamu seperti... membuat singkatan nama untuk hubungan kalian berdua. Lalu saya bilang, "Ayo kita bikin singkatan buat kita berdua." dan kamu seperti, "Ayo, ayo! apa ya kira-kira?" dan saya bilang, "Gimana kalo Englis? atau Garlis? dll.." dan kamu berkata, "Oh iya bener. bisa juga tuh." Sedangkan ketika yang lain ingin menggabungkan namamu dengan namanya, kamu seperti... "Ih apaansih lo." tapi sayangnya, saya masih terlalu anak kecil ya disitu. Saya tidak mengerti kode. Dan saya benci saat kamu berduaan dengan pacar kamu. Semua anak kelas saya, saya cemburu ketika melihat mereka berpacaran dan dekat dengan yang lain. Mungkin sudah terbiasa kali ya? Kamu juga tidak pernah marah ketika saya mencubit pipi kamu, memainkan rambut kamu. Kamu selalu diam. Tapi saya tidak pernah memperhatikan itu. Ketika kamu putus dengannya, kamu seperti hampa. Tapi saya selalu datang padamu. Saya selalu khawatir padamu. Tak lama kamu meng-sms saya, "Capek jomblo. Nggak ada yang perhatiin." saya langsung membalas, "Kalo kamu mau, Lysa bisa ko perhatiin kamu." Dari situ dimulailah semua pengakuan. Saya seperti tercubit mendengarnya. Saya... tidak pernah mengira akan disukai oleh cowok perfect seperti kamu. Kamu, yang levelnya kelas unggulan dengan muka cantik menyukai saya? Saya ini nggak cantik. Saya serba kekurangan. Tapi saya tidak tahu kalau kamu menyukai saya. Bahkan sebelum kamu berpacaran dengan si itu? Saya seperti... begitu sakit hati. Kenapa kamu menyembunyikannya dari saya? Kenapa kamu membiarkan saya dalam perasaan yang mati-matian saya lawan? Saya ingin marah. Tapi saya tidak pernah bisa marah padamu. Kamu bilang cinta, saya bilang, oke. Kamu tidak pernah membuktikannya pada saya. Mungkin kita terkesan buru-buru, tapi saya bilang, "Saya bosan." PDKT yang terlalu lama membuat saya membenci kamu. Saya selalu berpikir kamu hanya Pemberi Harapan Palsu saja. Saya menjadi lelah. 050612. Tanggal itu. Tanggal yang saya tidak akan pernah lupa. Ketika kita memulai semuanya. Tapi nyatanya, kita tidak bisa benar-benar menjadi 'Pasangan'. Kita seperti selalu terhimpit oleh kenyataan, oleh sekeliling kita. Kita menjadi semakin jauh dan diam setelahnya. Saya sendiri aneh, mengapa bisa seperti ini? Saya hanya ingin hubungan yang sempurna. Seperti saat kita bersahabat. Saya hanya ingin pertengkaran, perseteruan, adu argumen, sesi curhat, dan lain sebagainya. Saya tidak butuh jalan bersama. Tidak perlu teleponan berjam-jam. Mengobrol di kelas sebagai sahabat dengan topik yang seru juga sudah cukup. Tapi, kebosanan melanda saya. Yah... itulah. Beberapa minggu tidak bertemu, lalu saya dnegan mudahnya melupakan kamu. Itulah saya. Mungkin kamu belum terlalu mengerti saya. Jadi, kamu tidak begitu tahu perasaan saya yang terdalam. Tapi begitulah cinta, iya kan? Akan ada badai yang datang diantara kita. Dan ternyata, kita tidak bisa melewatinya. Saya paham perasaan kamu, tapi kamu juga tidak pernah sekalipun mengerti apa yang saya rasakan. Move on. 2 words. Easy to say. Hell to do. ya, emang bener. Selama ini, saya belum menginginkan move on dari kamu. Karena saya pikir, saya yang bersalah. Saya tidak pernah menyalahkan kamu atas segalanya. Hebatnya saya, ya itu. Selalu saya yang harus bertanggungjawab dan kamu seakan tidak peduli. Saya tidak tahu kamu benar mencintai saya atau enggak. Kalau kamu benar cinta, harusnya kamu mempertahankan saya. Harusnya kamu benar-benar mencari apa yang salah dari hubungan ini. Tapi, kamu malah pergi. Dan sekali lagi, saya tidak pernah menyalahkan kamu. Saya tidak meminta kamu tuk kembali. TIDAK PERNAH. Saya hanya ingin, semua yang telah terjadi, tolong biarkan berlalu. Tolong biarkan semua kembali seperti saat kita bersahabat. Berapapun kata 'Maaf' akan saya berikan, asalkan kamu dan saya, seperti dulu. Lagi.
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS